Monday, December 6, 2010

Sikap Menawan Da’i Buta Berbuah Hidayah

Betapa banyak Da’i yang kedua bibirnya tidak perlu berucap sepatah kata pun akan tetapi dengan kondisi dan keistiqamahannya dapat membuat orang mendapatkan hidayah.

Berikut sikap di mana seorang kafir mendapatkan hidayah dan masuk Islam hanya gara-gara akhlak seorang Da’i yang buta.

Adalah seorang laki-laki Jerman yang kemudian mengumumkan keislamannya menceritakan, awal pertama ia mengenal Islam kembali kepada hari-hari di masa mudanya ketika ia melakukan wisata ke Albania di masa liburan sekolah.

Ketika sedang berjalan di salah satu jalan sempit di sana, ia berlanggaran dengan seorang lelaki. Ketika menyedari dan meminta ma’af, barulah ia tahu bahawa lelaki yang dilanggarnya itu seorang yang buta. Orang buta itu tidak mengerti erti permintaan ma’afnya tersebut kerana ia tidak memahami bahasa komunikasinya. Sekali pun begitu, orang buta ini berusaha untuk memegang tangan lelaki yang telah melanggarnya dan mengajaknya berjalan menuju ke rumahnya. Di sana, ia menghidangkan makanan seadanya kepada teman yang baru dikenalinya di tengah jalan.

Saudara kita semuslim dari Jerman mengisahkan, “Kemudian aku melihat lelaki buta itu melakukan beberapa gerakan yang gambarannya terus melekat di kepalaku, yang akhirnya aku ketahui bahawa itu adalah solat orang-orang Islam. Sikap lelaki itu mampu menguasai fikiranku untuk beberapa waktu. Ia tidak berusaha untuk mengajakku menemaninya menuju rumahnya namun kemudian ia menghormatiku tanpa alasan apa pun dan tanpa perlu mengenaliku terlebih dahulu padahal ia tidak memahami bahasaku. Apa yang ia lakukan di hadapanku.? Apa erti gerakan-gerakan itu.? Ketika aku melihat ada bayang-bayang lelaki itu sedang melakukan gerakan itu, hal ini mendorongku untuk mengenali mereka dan prinsip ajaran agama mereka. Sungguh perjalanan yang panjang hingga akhirnya membuatku masuk Islam. Peristiwa itu adalah benang pertamanya ke arah sana.”


Pengajaran yang dapat diambil dari kisah ini bagi seorang Muslim, khususnya bagi seorang Da’i adalah bahawa ucapan yang haq (benar) terkadang bisa berbuah di hati pendengarnya walaupun setelah mengalami proses yang lama dan keistiqamahan di atas al-Haq dan pengamalannya terkadang juga berpengaruh pada diri orang lain dan dapat mengiring mereka kepada hidayah Allah. Dengan sikap seperti inilah, Islam akan tersiar di hati dan seluruh dunia berkat nur yang Allah titipkan di dalamnya.

(SUMBER: Qashash Wa Mawaaqif Dzaat ‘Ibar, disusun ‘Adil bin Muhammad Al ‘Abdul ‘Ali, hal.57-58 sebagai yang dinukilnya dari buku Mawaaqif Dzaat ‘Ibar karya Dr. ‘Umar Sulaiman al-Asyqar, hal.86, penerbit Daar an-Nafaa’is)

No comments:

Post a Comment